Rabu, 22 Mei 2013

NABI MUHAMMAD S.A.W


NABI MUHAMMAD S.A.W

Sedikit rangkuman tentang sejarah SIAPA NABI MUHAMMAD S.A.W yang saya kutip dari berbagai sumber baik blog maupun WAP...


                    

BIOGRAFI

- Nama : Muhammad bin Abdullah
KELAHIRAN NABI MUHAMMAD S.A.W : Mekah, tanggal 12 Rabiul Awal tahun Gajah
- Ayahnya bernama: Abdullah meninggal sebelum Muhammad terlahir
Ibunya bernama: Aminah binti Wahab 
- Umur 6–8 tahun Muhammad dibesarkan kakeknya, Abdul Muthalib
- Kemudian dibesarkan pamannya, Abu Thalib
- Atas kejujurannya, Muhammad mendapat gelar Al Amin (dapat dipercaya)
- Usia 13 tahun mulai berbisnis, menemani Abu Thalib berdagang ke ke Syam
- Usia 25 tahun menikah dengan 
SITI KHADIJAH istri MUHAMMAD S.A.W binti Khuwailid DAN MENIKAH DENGAN ISTRI-ISTRI NABI MUHAMMAD S.A.W
- Muhammad muda pernah berhasil mendamaikan pertikaian antar kabilah
- Usia 40 tahun pertama kali menerima wahyu dan diangkat menjadi Rasulullah.
- Kemudian melakukan dakwah diam-diam selama 3 tahun di Mekah
- Dilanjutkan dengan berdakwah secara terang-terangan selama 10 tahun
- Dakwah nabi Muhammad SAW ditentangn oleh kaumnya sendiri, Quraisy
- Hijrah ke Madinah setelah 13 tahun berdakwah di Mekah
- Setelah haji wada (10 H) kesehatan nabi Muhammad SAW mulai menurun
- 
WAFAT NABI MUHAMMAD S.A.W pada hari Senin bulan Rabiul Awal tahun 12 hijrah atau bertepatan dengan tanggal 6 Juni 632 masehi. Menurut versi lain, beliau wafat pada hari Senin 13 Rabiul Awal tahun 11 hijriah atau 8 Juni 632 masehi.

ISTRI-ISTRI NABI MUHAMMAD S.A.W

Allah 'Azza Wa jalla berfirman:"ألنبي أولى بالمؤمنين من أنفسهم وأزواجه أمهاتهم".Nabi itu lebih utama bagi orang-orang mukmin dari mereka sendiri dan istri-istrinya adalah ibu-ibu mereka/ibu-ibu orang2 mukmin.".(QS Al Ahzab 6).Melihat ayat ini maka jelas bahwa istri-istri Nabi SAW adalah Ummahaatul mukminin atau ibunya orang-orang mukmin.Terlepas apakah wafat mendahului Nabi SAW atau wafat setelah Nabi SAW wafat.Haram menikahi mereka (setelah jandanya) dan kewajiban memuliakan mereka.Dalam ayat tersebut para istri Nabi SAW di sebut Ummahatul mukminin (ibunya orang2 mukmin) dan tidak di sebut Ummmahatunnisaa (ibunya para wanita).Demikian yang di katakan Imam Al Baghowi,berdasarkan sebuah riwayat dari 'Aisyah ra dan lafadznya sebagai berikut ,sebagaimana terdapat dalam "Al Baidhowy",'Aisyah ra berkata:"لسنا أمهات النساء".kami bukanlah ibunya para wanita".

Para Ulama berbeda pendapat tentang jumlah istri2 Nabi serta urutannya.Sebagian istri Nabi SAW ada yang wafat mendahului Nabi dan ada yang wafat setelah Nabi SAW,ada yang di dukhul dan ada yang tidak,ada yang hanya di lamar tapi tidak sampai dinikahi dan ada yang menyerahkan dirinya kepada Nabi SAW.Tapi yang di sepakati para ulama jumlah istri Nabi SAW adalah 11 orang,yaitu 6 dari suku Quroisy,4 dari arab dan 1 dari bani israil.

Mereka yang dari suku Quroisy adalah:1).Khodijah Binti Khuwailid Bin Asad Bin Abdul 'Uzza Bin Qushoi Bin Kilab,Bin Murroh Bin Ka'ab Bin Lu'ay.2)'Aisyah Binti Abu Bakar Bin Abu Quhafah Bin Amir Bin Amr Bin Ka'ab Bin Sa'd Bin Taim Bin Murroh Bin Ka'ab Bin Lu'ay.3).Hafshoh Binti Umar Bin Khoththob Bin Nufail Bin Abdul 'Uzza Bin Riyah Bin Abdullah Bin Qorth Bin Rozah Bin 'Ady Bin Ka'ab Bin Lu'ay.4).Ummu Habibah Binti Abu Sufyan Bin Harb Bin Umayyah Bin Abdu Syams Bin Abdu Manaf Bin Qushoy Bin Kilab Bin Murroh Bin Ka'ab Bin Lu'ay.5)Ummu salamah Binti Abu Umayyah Bin Al Mughiroh Bin Abdullah Bin Umar Bin Makhzum Bin Yaqdzoh Bin Murroh Bin Ka'ab Bin Lu'ay.6).saudah Binti Zam'ah Bin Qois Bin Abdu Syams Bin abdu wud Bin Nashr Bin Malik Bin hasl Bin Amir Bin Lu'ay.

Sedangkan Istri2 Nabi SAW dari bangsa arab:1)Zainab Binti Jahsy Bin Robab Bin ya'mar Bin Shobroh Bin Murroh Bin Kabir Bin Ghonam Bin Dudan Bin Asad Bin Khuzaimah.2).Maimunah Binti Al harits Al Hilaliyyah.3).Zainab Binti Khuzaimah Al Hilaliyyah Ummul Masakin.4).Juwairiyyah Bin Al Harits Al Khuzza'iyyah Al Mustholqiyyah.Sedang yang satu dari Bani Israil yaitu Shofiyyah Binti huyay dari Bani nadhir.

Istri Nabi SAW yang wafat terlebih dahulu (sebelum Nabi SAW) dua.yaitu Khodijah Binti Khuwailid dan Zainab ummul Masakin.sedangkan yang 9 lainnya wafat setelah Rosulullah SAW.Abul hasan Bin fadhl Al Maqdisi menyebutkan 9 istri2 nabi dalam nadzomnya sebagai berikut:
"توفى رسول الله عن تسع نسوة ** إليهن تعزى المكرمات وتنسب
فعائشة ميمونة وصفية ** وحفصة تتلوهن هند وزينب
جويرية مع رملة ثم سودة ** ثلاث وست دكرهن مهدب
Rosulullah SAW meninggalkan istri 9.kepada merekalah keluhuran dan kemuliaan di nisbatkan.
'Aisyah,Maimunah,shofiyyah,Hafshoh,Hindun (ummu Salamah),Zainab,Juwairiyyah,romlah dan saudah..semuanya berjumlah sembilan.

Tidak terdapat khilaf bahwa pertama kali yang di nikahi Nabi SAW adalah Sayyidah Khodijah Binti Khuwailid.Rosulullah SAW tidak pernah menikah dengan yang lain sampai Khodijah wafat.Berikut adalah urutan istri-istri Nabi SAW secara tartib:
1).Ummul Mukminin Sayyidah Khodijah.Ibunya bernama Fathimah Binti Zaidah Bin Al Ashom.Sebelumnya Khodijah pernah menikah dengan Abu Halah Annabasy Bin Abu Zuroroh.Lahir dua putra namanya Hindun dan Halah (Dua ini laki2 semua).Setelah berpisah,Khodijah menikah lagi dengan 'Atiq bin 'Aidz Al Makhzumy,lahir seorang perempuan bernama hindun (ini perempuan).Sebagian ulama berpendapat bahwa yang menikahi khodijah terlebih dahulu adalah 'Atiq Bin 'Aidz,baru kemudian abu Halah.

Rosulullah SAW menikahi Khodijah,pada saat menjanda umur 40 tahun,sedangkan Rosulullah SAW 21 tahun,pendapat lain 25 tahun (ini pendapat mayoritas) dan ada yang mengatakan 30 tahun.Khodijah sebagaimana dalam hadits bukhori di sebutkan adalah wanita dan manusia pertama yang beriman kepada Nabi SAW.Dalam hadist lain dari abu Hurairah ra:
"أن جبريل قال للنبي صلى الله عليه وسلم يا محمد , هده خد يجة قد أتتك بإناء فيه طعام فإدا هي أتتك فاقرأ عليها السلام من ربها ومنى , وبشرها ببيت فى الجنة من قصب , لا صخب فيه ولا نصب".
"Sesungguhnya Jibril AS matur ingdalem ngersanipun Rosulullah SAW..Ya Muhammad,Ini khodijah akan datang kepadamu dengan membawa nampan berisi makanan (atau minuman dlm riwayat lain),jika dia telah datang,maka sampaikan salam kepadanya dari Tuhannya dan salam juga dari aku untuknya.Berilah kabar gembira padanya bahwa ia akan di buatkan rumah dalam surga yang terbuat dari mutiara,tidak ada kebisingan,hiruk pikuk ataupun rasa lelah dan bosan di sana".(Bukhori dalam Kitab Manaqibul anshormbab 20,nomer hadits 3820/7497.Al haitsamy dalam "Majma' Azzawaid" 9/225,Al hakim dalam "Al Mustadrok" 3/185 dll).

Dari Ibnu Abbas ra,bahwa Nabi SAW dawuh:"أفضل نساء الجنة خد يجة بنت خويلد وفاطمة بنت محمد ومريم بنت عمران واسية امرأة فرعون".Para wanita yang paling utama dalam surga adalah Khodijah Binti Khuwailid,Fathimah Binti Rosulullah SAW,Maryam Binti Imron dan Asiyah wanitanya Fir'aun".(HR Al Hakim dalam Al Mustadrok 3/185,160,Tafsir Ibnu Katsir 8/200.Musnad Ahmad Bin Hanbal 1/322,fathul bary karya Ibnu Hajar 7/169 dll).

Menurut Syekh Waliyuddin al 'iroqy,Khodijah adalah wanita paling utama di antara Ummahtul mukminin.Pendapat lain yg lebih utama adalah Aisyah.Syaikhul Islam Zakariyya Al Anshory (beliau adalah Zakariyya Bin Muahmmad Bin Ahmad Bin zakariyya Al Anshory Assiniky Al Mishry Asysyafi'i Abu yahya,Hidup 823-926 H.Beliau seorang qodhy,Mufassir,Muhaddits dan Hafidz.Lihat A' a'lam 3/46.Mu'jam al Mathbu'at 1/483,Syadzarot Adzdzahab 8/134 dll).Beliau mengatakan dalam Syarah Bahjatul Hawy bahwa Khodijah dan aisyah terjadi khilaf para ulama dalam menilai keutamaan keduanya.Ibnul ammad berkata bahwa Khodijah lebih utama daripada aisyah,Karena berlandaskan sebuah hadist,bahwa Aisyah pernah berkata kepada Nabi SAW:"Adakah Rizqi lain yang lebih baik yang Allah berikan kepadamu Ya Rosulullah selain Khodijah?".Nabi SAW menjawab:"Tidak ada.Demi Allah tidak ada yang lebih baik dari khodijah,Dia beriman kepadaku saat semua orang mengingkari,dia yang selalu membenarkanku ketika orang lain menganggap aku bohong dan dia pula yang secara ikhlas mengorbankan harta bendanya demi perjuangan dakwahku".




Sabtu, 18 Mei 2013

KELAHIRAN NABI MUHAMMAD S.A.W

Kali grafi lafadz MUHAMMAD   KELAHIRAN NABI MUHAMMAD S.A.W

Para ahli sejarah Nabi sepakat bahwa Nabi Muhammad S.A.W lahir di Makkah pada hari Senin bulan Rabiul Awal bertepatan dengan tanggal 26 April 570 atau 571 masehi. Namun, ahli sejarah Nabi berbeda pendapat tentang tanggal Arabnya sebagai berikut: 

2 Rabiul Awal menurut Ibnu Abdil Barr
5 Rabiul Awal menurut Amiruddin
8 Rabiul Awal menurut Ibnul Qayyim, Ibnu Hazm, Az Zuhri, Ibnu Dihya
9 Rabiul Awal menurut Muhammad Suleman Mansurpuri, Mubarakpuri , Shibli Nomani, Mahmud Pasha Falaki, Akbar Shah Najeeb Abadi.
10 Rabiul Awal menurut Abul Fida, Abu Jafar al Baqir, Al Waqadi Abdul Qadir Jailani, .
12 Rabiul Awal menurut Tabari, Ibnu Khaldun , Dr hameedullah, Ibnu Hisham, Abul-Hasan ‘Ali ibn Muhammad al- Mawardi, Ibnu Ishaq
17 Rabiul Awal menurut pandangan golongan Syiah. Sedang harinya adalah Jum'at.
22 Rabiul Awal menurut pendapat yang diatribusikan ke Ibnu Hazm
Pendapat mayoritas adalah Nabi lahir pada 12 Rabiul Awal tahun Gajah (50 hari setelah penyerangan pasukan Gajah dari Yaman) atau bertepatan dengan tanggal 30 atau 31 Maret tahun 571 masehi.

REFRENSI KELAHIRAN NABI

- Dari kitab As-Sirah al-Halabiyah diriwayatkan sebuah hadits bahwa Nabi lahir pada hari Senin 


عن قتادة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم سُئل عن يوم الإثنين فقال : ذلك يوم ولدت فيه .


Artinya: Dari Qatadah, bahwa Rasulullah pernah ditanya tentang hari Senin. Nabi berkata: Itu adalah hari aku dilahirkan.

- Al-Bairuni dalam kitab Al-Irsyad mengutip sebuah hadits


أن النبي سُئل عن يوم الإثنين فقال : هذا يوم ولدت فيه ، وبعثت فيه ، وأنزل عليّ فيه ، وهاجرت فيه 

Artinya: Nabi pernah ditanya tentang hari Senin. Nabi menjawab: Hari Senin adalah hari aku lahir, diutus sebagai Rasul, turunnya Quran dan hijrahku ke Madinah.
- Syamsuddin bin Salim dalam kitab Al-Ja'far al-Kabir menyatakan 


وقد صحّ أن النبي ولد في شهر ربيع الأول في العشرين من نيسان عام الفيل وفي عهد كسرى أنو شروان


Artinya: Adalah sahih (pendapat) bahwa Nabi lahir pada bulan Rabiul Awal tanggal 20 tahun Gajah pada masa kaisar Anu Syarwan.

- Ibnul Amid dalam kitab Mukhtashar at-Tarikh menyatakan


أن النبي ولد ببطحاء مكة في الليلة المسفرة عن صباح يوم الإثنين لثمان خلون من ربيع الأول ، يوافقه من شهور الروم الثاني والعشرين من نيسان سنة 882 للإسكندر


Artinya: bahwa Nabi lahir di Bat'ha, Makkah pada malam dari paginya hari Senin tanggal 8 Rabiul Awal bertepatan dengan bulan Romawi tanggal 22 April tahun 882 tahun Alexander atau tahun 571 masehi.


***** Nabi Muhammad pernah disusukan selama beberapa hari oleh Thuwaiba, budak suruhan Abu Lahab sementara menunggu kedatangan wanita dari Banu Sa'ad. Adat menyusukan bayi sudah menjadi kebiasaan bagi bangsawan-bangsawan Arab di Makkah. Akhir tiba juga wanita dari Banu Sa'ad yang bernama Halimah bin Abi-Dhuaib.

WAFAT NABI MUHAMMAD S.A.W

                

Nabi Muhammad S.A.W meninggal dunia pada hari Senin bulan Rabiul Awal tahun 12 hijrah atau bertepatan dengan tanggal 6 Juni 632 masehi. Menurut versi lain, beliau wafat pada hari Senin 13 Rabiul Awal tahun 11 hijriah atau 8 Juni 632 masehi.

Ada beberapa perbedaan tentang tanggal wafatnya Nabi sebagai berikut:

~13 Rabiul Awal menurut Muhammad Suleman Mansurpure
~12 Rabiul Awal menurut Mubarakpuri
~2 Rabiul Awal menurut Ibnu Hajar
~1 Rabiul Awal menurut Ibnu Jarir

REFRENSI WAFATNYA NABI MUHAMMAD S.A.WRedaksi Hadits
Adapun hadits pokok yang menjadi obyek pembahasan ini adalah sebagai berikut :
Hadits pertama :
وَقَالَ يُوْنُسُ عَنِ الزُّهْرِي قَالَ عُرْوَةُ قَالَتْ عَائِشَةُ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا : كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ فِي مَرَضِهِ الَّذِي مَاتَ فِيْهِ : يَا عَائِشَةُ مَا أَزَالُ أَجِدُ أَلَمَ الطَّعَامِ الَّذِي أَكَلْتُ بِخَيْبَرَ فَهَذَا أَوَانُ وَجَدْتُ إِنْقِطَاعَ أَبْهَرِي مِنْ ذَلِكَ السَّمِّ
“Yunus berkata : Diriwayatkan dari Az-Zuhri, Urwah berkata : Aisyah x berkata, “Nabi n bersabda di kala sakit yang berakhir dengan wafatnya beliau, ‘Wahai Aisyah, aku masih merasakan sakit karena makanan yang pernah aku makan di perang Khaibar. Dan inilah saatnya bagiku merasakan terputusnya urat nadiku karena racun itu’.”[5]
Hadits kedua :
حَدَّثَنَا أَبُو عَبْدِ اللهِ الْحَافِظُ أَخْبَرَنِى أَبُو بَكْرٍ مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ يَحْيَى الأَشْقَرِ حَدَّثَنَا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى الْمَرْوَرُّوذِىُّ حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ صَالِحٍ حَدَّثَنَا عَنْبَسَةُ حَدَّثَنَا يُونُسُ عَنِ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ قَالَ عُرْوَةُ كَانَتْ عَائِشَةُ رَضِىَ اللهُ عَنْهَا تَقُوْلُ : كَانَ رَسُولُ اللهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ فِى مَرَضِهِ الَّذِى تُوُفِّىَ فِيهِ يَا عَائِشَةُ إِنِّى أَجِدُ أَلَمَ الطَّعَامِ الَّذِى أَكَلْتُ بِخَيْبَرَ فَهَذَا أَوَانُ انْقِطَاعِ أَبْهَرِى مِنْ ذَلِكَ السُّمِّ.[6] أَخْرَجَهُ الْبُخَارِىُّ فِى الصَّحِيحِ فَقَالَ وَقَالَ يُونُسُ
“Telah menceritakan kepada kami Abu Abdillah Al-Hafizh, telah mengabarkan kepadaku Abu Bakr Muhammad bin Ahmad bin Yahya Al-Asyqar, telah menceritakan kepada kami Yusuf bin Musa Al-Marwarrudzi, telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Shalih, telah menceritakan kepada kami Anbasah, telah menceritakan kepada kami Yunus, dari Ibnu Syihab, ia berkata : Urwah mengatakan : Aisyah x berkata, “Nabi n bersabda di kala sakit yang berakhir dengan wafatnya beliau, ‘Wahai Aisyah, aku masih merasakan sakit karena makanan yang pernah aku makan di perang Khaibar. Dan inilah saatnya bagiku merasakan terputusnya urat nadiku karena racun itu’.” Dikeluarkan oleh Bukhari di dalam Shahihnya, ia mengatakan : Yunus berkata…[7]
Beberapa hadits pendukung yang menceritakan kronologi diracunnya Nabi antara lain sebagai berikut :
Hadits pertama :
حَدَّثَنَا سُرَيْجٌ حَدَّثَنَا عَبَّادٌ عَنْ هِلالٍ عَنْ عِكْرِمَةَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ امْرَأَةً مِنَ الْيَهُودِ أَهْدَتْ لِرَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَاةً مَسْمُومَةً فَأَرْسَلَ إِلَيْهَا فَقَالَ مَا حَمَلَكِ عَلَى مَا صَنَعْتِ قَالَتْ أَحْبَبْتُ أَوْ أَرَدْتُ إِنْ كُنْتَ نَبِيًّا فَإِنَّ اللَّهَ سَيُطْلِعُكَ عَلَيْهِ وَإِنْ لَمْ تَكُنْ نَبِيًّا أُرِيحُ النَّاسَ مِنْكَ. قَالَ وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا وَجَدَ مِنْ ذَلِكَ شَيْئًا احْتَجَمَ قَالَ فَسَافَرَ مَرَّةً فَلَمَّا أَحْرَمَ وَجَدَ مِنْ ذَلِكَ شَيْئًا فَاحْتَجَمَ
“Telah bercerita kepada kami Syuraih, telah bercerita kepada kami Abbad, dari Hilal, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas bahwa seorang wanita Yahudi menghadiahkan daging seekor kambing yang telah dibubuhi racun. Lantas, beliau mengutus seseorang agar menghadapkan wanita itu, beliau bertanya, “Apa alasanmu melakukan hal ini?” Ia menjawab, “Aku suka –atau aku ingin–, jika engkau benar seorang nabi, pasti Allah akan memberitahukan racun itu kepadamu. Namun jika engkau bukan seorang nabi, maka manusia tak akan lagi terganggu olehmu.” Ibnu Abbas menuturkan, “Apabila Rasulullah n merasakan sesuatu dari racun itu, beliau melakukan bekam. Suatu kali beliau sedang bepergian, ketika melakukan ihram beliau merasakan pengaruh racun tersebut, lantas beliau berbekam.”[8]
Hadits kedua :
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ عَبْدِ الْوَهَّابِ حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ الْحَارِثِ حَدَّثَنَا شُعْبَةٌ عَنْ هِشَامِ بْنِ زَيْدٍ عَنْ أَنَس بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ : أَنَّ يَهُوْدِيَّةً أَتَتِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِشَاةٍ مَسْمُوْمَةٍ فَأَكَلَ مِنْهَا فَجِيْءُ بِهَا فَقِيْلَ أَلاَ نَقْتُلُهَا؟ قَالَ : لاَ. فَمَا زِلْتُ أَعْرِفُهَا فِي لَهَوَاتِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Abdul Wahab, telah menceritakan kepada kami Khalid bin Al-Harits, telah menceritakan kepada kami Syu’bah, dari Hisyam bin Zaid, dari Anas bin Malik a, bahwa seorang wanita Yahudi mendatangi Nabi n dengan membawa daging kambing beracun. Beliau telah memakan sebagiannya. Lantas wanita itu dihadapkan kepada Rasulullah n dan beliau menanyainya tentang alasan tindakannya tersebut. Dikatakan, “Tidakkah kita membunuhnya?” Beliau menjawab, “Tidak perlu.” Anas berkata, “Aku senantiasa mengetahui bekas racun tersebut di pangkal langit-langit mulut Rasulullah n.”[9]
Hadits ketiga :
أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ جَعْفَرَ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلَ حَدَّثَنِي أَبِي حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيْمُ بْنُ خَالِدٍ حَدَّثَنَا رَبَاحٌ عَنْ مَعْمَرٍ عَنِ الزُّهْرِي عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ أَبِيْهِ عَنْ أُمِّ مُبَشِّرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ : دَخَلْتُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي وَجَعِهِ الَّذِي قُبِضَ فِيْهِ فَقُلْتُ : بِأَبِي أَنْتَ يَا رَسُوْلَ اللهِ مَا تَتَّهِمُ بِنَفْسِكَ فَإِنِّي لاَ أَتَّهِمُ بِابْنِي إِلاَّ الطَّعَامَ الَّذِي أَكَلَهُ مَعَكَ بِخَيْبَرَ وَكَانَ ابْنُهَا بِشْرُ بِنُ الْبَرَّاءِ بْنِ مَعْرُوْرٍ مَاتَ قَبْلَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : وَأَنَا لاَ أَتَّهِمُ غَيْرَهَا هَذَا أَوَانُ انْقِطَاعِ أَبْهَرِي
“Telah mengabarkan kepada kami Ahmad bin Ja’far, telah mennceritakan kepada kami Abdullah bin Ahmad bin Hanbal, telah menceritakan kepadaku ayahku, telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Khalid, telah menceritakan kepada kami Rabah : Diriwayatkan dari Ma’mar, dari Az-Zuhri, dari Abdurrahman bin Abdullah bin Ka’b bin Malik, dari ayahnya, dari Ummu Mubasysyir, ia berkata, “Aku pernah menjenguk Rasulullah n saat beliau menderita sakit yang menyebabkan beliau wafat. Aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, apakah engkau mencurigai sesuatu yang menyebabkan dirimu sakit? Sesungguhnya aku tiada mencurigai penyebab putraku meninggal, selain makanan yang ia santap bersamamu di Khaibar.’ Putranya, Bisyr bin Barra’ bin Ma’rur telah meninggal sebelum Nabi n. Maka, Rasulullah n menjawab, ‘Aku tiada mencurigai selain ulah wanita Yahudi itu. Dan, inilah waktunya urat nadiku terputus’.”[10]

Masjid Nabawi, adalah salah satu mesjid terpenting yang terdapat di Kota MadinahArab Saudi karena dibangun oleh Nabi Muhammad saw. dan menjadi tempat makam beliau dan para sahabatnya. Masjid ini merupakan salah satu masjid yang utama bagi umat Muslim setelah Masjidil Haram di Mekkah dan Masjidil Aqsa di Yerusalem. Masjid ini juga merupakan Masjid terbesar ke-2 di dunia, setelah Masjidil Haram di Mekkah.

cr:  http://bluedolphine86.blogspot.com/

SITI KHADIJAH istri MUHAMMAD S.A.W


biografi SITI KHADIJAH

Siti Khadijah mempunyai nama lengkap Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushai. Khadijah al-KubraAyahnya bernama Khuwailid bin Asad dan Fatimah binti Za'idah, berasal dari kabilah Bani Asad dari suku Quraisy. Khadijah lahir di Mekah tahun 68 sebelum Hijrah, 15 tahun sebelum tahun gajah atau 15 tahun sebelum kelahiran Muhammad SAW.

Ibunya bernama Fatimah binti Zaidah. Silsilah nasabnya berujung pada Amir bin Lu’ai. Neneknya adalah Halah Binti Abdul Manaf yang tersambung sampai Lu’ai bin Ghalib. Masing-masing silsilah ayahanda dan ibundanya berasal dari keturunan Quraisy yang terhormat dan mulia. Nasab Khadijah dari pihak ayahanda berhimpun dengan nasab Rasulullah SAW pada kakeknya yang ke-empat, Qushai bin Kilab. Qushai bin Kilab adalah pemimpin Quraisy yang berhasil merebut kekuasaan kota Mekah dari tangan kaum Khuza’ah pada abad ke-5M yang telah lama menguasai kota ini selama berabad-abad. Setelah itu, Qushai menjadi pemimpin agama dan pemerintahan kota Mekah yang kemudian diteruskan oleh keturunannya.

Pada mulanyaSiti Khadijah menikah dengan Abu Halah bin Zurarah at-Tamimi. Pernikahan itu membuahkan dua orang anak yang bernama Halah dan Hindun. Tak lama kemudian suamianya meninggal dunia.
Lalu Siti Khadijah menikah lagi untuk yang kedua dengan Atiq bin ‘A’id bin Abdullah al-Makhzumi. Setelah pernikahan itu berjalan beberapa waktu, akhirnya suami keduanya pun meninggal dunia. 
Nabi Muhammad menikah dengan Siti Khadijah pada tahun 595 Masehidengan maskawin 20 ekor unta muda. Pernikahan itu berlangsung diwakili oleh paman Khadijah, ‘Amr bin Asad. Sedangkan dari pihak keluarga Muhammad diwakili oleh Abu Thalib dan Hamzah. Ketika Menikah, Muhammad berusia 25 tahun, sedangkan Siti Khadijah berusia 40 tahun.
Siti Khadijah melahirkan 2 orang putra dan 4 orang putri. Anak pertama sekaligus putra pertamaRasulullah bernama Qasim. Dengan nama ini, Rasulullah mendapat julukan Abu Qasim. Putra kedua beliau bernamaAbdullah, biasa dipanggil ath-thahir dan ath-thayyib keraa dilahirkan setelah kedatangan Islam. Kedua putra ini meninggal dunia ketika masih bayi.
Anak ketiga bernama Zainab, putri sulung yang lahir sebelum Nabi Muhammad SAW diutus Allah sebagai rasul. Zainab menikah dengan Abu Al-’Ash dan berhijrah memeluk islam lebih awal dari suaminya Abu Al-’Ash.Zainab meninggal dunia pada awal tahun ke-lapan sesudah memeluk Islam dan dimakamkan di Baqi’.
Anak ke-empat dan ke-lima adalah Ruqayyah dn Ummu Kultsum. Kedua putri beliau ini dinikahi oleh kedua anak Abu Lahab, Atabah dan Utaibah.

Siti Khadijah mempunyai saudara sepupu yang bernama Waraqah bin Naufal. Beliau termasuk salah satu dari hanif  di Mekkah. Ia adalah sanak keluarga Khadijah yang tertua. Ia mengutuk bangsa Arab yang menyembah patung dan melakukan penyimpangan dari kepercayaan nenek moyang mereka (nabi Ibrahim dan Ismail).
Para sejawatnya mengakui keberhasilan Siti Khadijah, ketika itu mereka memanggilnya “Ratu Quraisy” dan “Ratu Mekkah”. Ia juga disebut sebagai at-Thahirah, yaitu “yang bersih dan suci”. Nama at-Thahirah itu diberikan oleh sesama bangsa Arab yang juga terkenal dengan kesombongan, keangkuhan, dan kebanggaannya sebagai laki-laki. Karenanya perilaku Khadijah benar-benar patut diteladani hingga ia menjadi terkenal di kalangan mereka.
Pertama kali dalam sejarah bangsa Arab, seorang wanita diberi panggilan Ratu Mekkah dan juga dijuluki at-Thahirah. Orang-orang memanggil Khadijah dengan Ratu Mekkah karena kekayaannya dan menyebut Khadijah dengan at-Thahirah karena reputasinya yang tanpa cacat.
Setelah berakhirnya pemboikotan kaum Quraisy terhadap kaum muslim, Siti Khadijah sakit keras akibat beberapa tahun menderita kelaparan dan kehausan. Semakin hari kondisi kesehatan badannya semakin memburuk. Dalam sakit yang tidak terlalu lama, dalam usia 60 tahun, wafatlah seorang mujahidah suci yang sabar dan teguh imannya,Sayyidah Siti Khadijah al-Kubra binti Khuwailid.
Siti Khadijah wafat dalam usia 65 tahun pada tanggal 10 Ramadhan tahun ke-10 kenabian, atau tiga tahun sebelum hijrah ke Madinah atau 619 Masehi. Ketia itu, usia Rasulullah sekitar 50 tahun. Beliau dimakamkan di dataran tinggi Mekkah, yang dikenal dengan sebutan al-Hajun.
Karena itu, peristiwa wafatnya Siti Khadijah sangat menusuk jiwa Rasulullah. Alangkah sedih dan pedihnya perasaan Rasulullah ketika itu. Karena dua orang yang dicintainya (Khadijah dan Abu Thalib) telah wafat, maka tahun itu disebut sebagai ‘Aamul Huzni (tahun kesedihan) dalam kehidupan Rasulullah.
Sumber Asli:
Arief, Nurhaeni. Engkau Bidadari Para Penghuni Surga, Kisah Teladan Wanita Saleha. Kafila: Yogyakarta: 2008
Taman, Muslich. Pesona Dua Ummul Mukminin, Teladan Terbaik Menjadi Wanita Sukses dan Mulia. Pustaka Al-Kautsar: Jakarta. 2008
Razwy, Syeda. A. Khadijah, The Greatest of First Lady of Islam. Alawiyah Abdurrahman (terj.). Mizan Publika: Jakarta. 2007

Jumat, 17 Mei 2013

SUNAN MURIA "wali songo"


    

Sunan Muria

Ia putra Dewi Saroh –adik kandung Sunan Giri sekaligus anak Syekh Maulana Ishak, dengan Sunan Kalijaga. Nama kecilnya adalah Raden Prawoto. Nama Muria diambil dari tempat tinggal terakhirnya di lereng Gunung Muria, 18 kilometer ke utara kota Kudus
Gaya berdakwahnya banyak mengambil cara ayahnya, Sunan Kalijaga. Namun berbeda dengan sang ayah, Sunan Muria lebih suka tinggal di daerah sangat terpencil dan jauh dari pusat kota untuk menyebarkan agama Islam.
Bergaul dengan rakyat jelata, sambil mengajarkan keterampilan-keterampilan bercocok tanam, berdagang dan melaut adalah kesukaannya.
Sunan Muria seringkali dijadikan pula sebagai penengah dalam konflik internal di Kesultanan Demak (1518-1530), Ia dikenal sebagai pribadi yang mampu memecahkan berbagai masalah betapapun rumitnya masalah itu. Solusi pemecahannya pun selalu dapat diterima oleh semua pihak yang berseteru. Sunan Muria berdakwah dari Jepara, Tayu, Juana hingga sekitar Kudus dan Pati. Salah satu hasil dakwahnya lewat seni adalah lagu Sinom dan Kinanti.

SUNAN KUDUS "wali songo"


     


Sunan Kudus

Nama kecilnya Jaffar Shadiq. Ia putra pasangan Sunan Ngudung dan Syarifah (adik Sunan Bonang), anak Nyi Ageng Maloka. Disebutkan bahwa Sunan Ngudung adalah salah seorang putra Sultan di Mesir yang berkelana hingga di Jawa. Di Kesultanan Demak, ia pun diangkat menjadi Panglima Perang
Sunan Kudus banyak berguru pada Sunan Kalijaga. Kemudian ia berkelana ke berbagai daerah tandus di Jawa Tengah seperti Sragen, Simo hingga Gunung Kidul. Cara berdakwahnya pun meniru pendekatan Sunan Kalijaga: sangat toleran pada budaya setempat. Cara penyampaiannya bahkan lebih halus. Itu sebabnya para wali –yang kesulitan mencari pendakwah ke Kudus yang mayoritas masyarakatnya pemeluk teguh-menunjuknya.
Cara Sunan Kudus mendekati masyarakat Kudus adalah dengan memanfaatkan simbol-simbol Hindu dan Budha. Hal itu terlihat dari arsitektur masjid Kudus. Bentuk menara, gerbang dan pancuran/padasan wudhu yang melambangkan delapan jalan Budha. Sebuah wujud kompromi yang dilakukan Sunan Kudus.
Suatu waktu, ia memancing masyarakat untuk pergi ke masjid mendengarkan tabligh-nya. Untuk itu, ia sengaja menambatkan sapinya yang diberi nama Kebo Gumarang di halaman masjid. Orang-orang Hindu yang mengagungkan sapi, menjadi simpati. Apalagi setelah mereka mendengar penjelasan Sunan Kudus tentang surat Al Baqarah yang berarti “sapi betina”. Sampai sekarang, sebagian masyarakat tradisional Kudus, masih menolak untuk menyembelih sapi.
Sunan Kudus juga menggubah cerita-cerita ketauhidan. Kisah tersebut disusunnya secara berseri, sehingga masyarakat tertarik untuk mengikuti kelanjutannya. Sebuah pendekatan yang tampaknya mengadopsi cerita 1001 malam dari masa kekhalifahan Abbasiyah. Dengan begitulah Sunan Kudus mengikat masyarakatnya.
Bukan hanya berdakwah seperti itu yang dilakukan Sunan Kudus. Sebagaimana ayahnya, ia juga pernah menjadi Panglima Perang Kesultanan Demak. Ia ikut bertempur saat Demak, di bawah kepemimpinan Sultan Prawata, bertempur melawan Adipati Jipang, Arya Penangsang.n

SUNAN DRAJAT "wali songo"


       

Sunan Drajat
Nama kecilnya Raden Qosim. Ia anak Sunan Ampel. Dengan demikian ia bersaudara dengan Sunan Bonang. Diperkirakan Sunan Drajat yang bergelar Raden Syaifuddin ini lahir pada tahun 1470 M
Sunan Drajat mendapat tugas pertama kali dari ayahnya untuk berdakwah ke pesisir Gresik, melalui laut. Ia kemudian terdampar di Dusun
Jelog –pesisir Banjarwati atau Lamongan sekarang. Tapi setahun berikutnya Sunan Drajat berpindah 1 kilometer ke selatan dan mendirikan padepokan santri Dalem Duwur, yang kini bernama Desa Drajat, Paciran-Lamongan.
Dalam pengajaran tauhid dan akidah, Sunan Drajat mengambil cara ayahnya: langsung dan tidak banyak mendekati budaya lokal. Meskipun demikian, cara penyampaiannya mengadaptasi cara berkesenian yang dilakukan Sunan Muria. Terutama seni suluk.
Maka ia menggubah sejumlah suluk, di antaranya adalah suluk petuah “berilah tongkat pada si buta/beri makan pada yang lapar/beri pakaian pada yang telanjang’.
Sunan Drajat juga dikenal sebagai seorang bersahaja yang suka menolong. Di pondok pesantrennya, ia banyak memelihara anak-anak yatim-piatu dan fakir miskin.n

SUNAN GUNUNG JATI "wali songo"

         


Sunan Gunung Jati

Banyak kisah tak masuk akal yang dikaitkan dengan Sunan Gunung Jati. Diantaranya adalah bahwa ia pernah mengalami perjalanan spiritual seperti Isra’ Mi’raj, lalu bertemu Rasulullah SAW, bertemu Nabi Khidir, dan menerima wasiat Nabi Sulaeman. (Babad Cirebon Naskah Klayan hal.xxii).
Semua itu hanya mengisyaratkan kekaguman masyarakat masa itu pada Sunan Gunung Jati. Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah diperkirakan lahir sekitar tahun 1448 M. Ibunya adalah Nyai Rara Santang, putri dari raja Pajajaran Raden Manah Rarasa. Sedangkan ayahnya adalah Sultan Syarif Abdullah Maulana Huda, pembesar Mesir keturunan Bani Hasyim dari Palestina.
Syarif Hidayatullah mendalami ilmu agama sejak berusia 14 tahun dari para ulama Mesir. Ia sempat berkelana ke berbagai negara. Menyusul berdirinya Kesultanan Bintoro Demak, dan atas restu kalangan ulama lain, ia mendirikan Kasultanan Cirebon yang juga dikenal sebagai Kasultanan Pakungwati.
Dengan demikian, Sunan Gunung Jati adalah satu-satunya “wali songo” yang memimpin pemerintahan. Sunan Gunung Jati memanfaatkan pengaruhnya sebagai putra Raja Pajajaran untuk menyebarkan Islam dari pesisir Cirebon ke pedalaman Pasundan atau Priangan.
Dalam berdakwah, ia menganut kecenderungan Timur Tengah yang lugas. Namun ia juga mendekati rakyat dengan membangun infrastruktur berupa jalan-jalan yang menghubungkan antar wilayah.
Bersama putranya, Maulana Hasanuddin, Sunan Gunung Jati juga melakukan ekspedisi ke Banten. Penguasa setempat, Pucuk Umum, menyerahkan sukarela penguasaan wilayah Banten tersebut yang kemudian menjadi cikal bakal Kesultanan Banten.
Pada usia 89 tahun, Sunan Gunung Jati mundur dari jabatannya untuk hanya menekuni dakwah. Kekuasaan itu diserahkannya kepada Pangeran Pasarean. Pada tahun 1568 M, Sunan Gunung Jati wafat dalam usia 120 tahun, di Cirebon (dulu Carbon). Ia dimakamkan di daerah Gunung Sembung, Gunung Jati, sekitar 15 kilometer sebelum kota Cirebon dari arah barat.n

SUNAN KALIJAGA "wali songo"


     

Sunan Kalijaga


Dialah “wali” yang namanya paling banyak disebut masyarakat Jawa. Ia lahir sekitar tahun 1450 Masehi. Ayahnya adalah Arya Wilatikta, Adipati Tuban -keturunan dari tokoh pemberontak Majapahit, Ronggolawe. Masa itu, Arya Wilatikta diperkirakan telah menganut Islam
Nama kecil Sunan Kalijaga adalah Raden Said. Ia juga memiliki sejumlah nama panggilan seperti Lokajaya, Syekh Malaya, Pangeran Tuban atau Raden Abdurrahman.Terdapat beragam versi menyangkut asal-usul nama Kalijaga yang disandangnya.
Masyarakat Cirebon berpendapat bahwa nama itu berasal dari dusun Kalijaga di Cirebon. Sunan Kalijaga memang pernah tinggal di Cirebon dan bersahabat erat dengan Sunan Gunung Jati. Kalangan Jawa mengaitkannya dengan kesukaan wali ini untuk berendam (‘kungkum’) di sungai (kali) atau “jaga kali”. Namun ada yang menyebut istilah itu berasal dari bahasa Arab “qadli dzaqa” yang menunjuk statusnya sebagai “penghulu suci” kesultanan.
Masa hidup Sunan Kalijaga diperkirakan mencapai lebih dari 100 tahun. Dengan demikian ia mengalami masa akhir kekuasaan Majapahit (berakhir 1478), Kesultanan Demak, Kesultanan Cirebon dan Banten, bahkan juga Kerajaan Pajang yang lahir pada 1546 serta awal kehadiran Kerajaan Mataram dibawah pimpinan Panembahan Senopati. Ia ikut pula merancang pembangunan Masjid Agung Cirebon dan Masjid Agung Demak. Tiang “tatal” (pecahan kayu) yang merupakan salah satu dari tiang utama masjid adalah kreasi Sunan Kalijaga.
Dalam dakwah, ia punya pola yang sama dengan mentor sekaligus sahabat dekatnya, Sunan Bonang. Paham keagamaannya cenderung “sufistik berbasis salaf” -bukan sufi panteistik (pemujaan semata). Ia juga memilih kesenian dan kebudayaan sebagai sarana untuk berdakwah.
Ia sangat toleran pada budaya lokal. Ia berpendapat bahwa masyarakat akan menjauh jika diserang pendiriannya. Maka mereka harus didekati secara bertahap: mengikuti sambil mempengaruhi. Sunan Kalijaga berkeyakinan jika Islam sudah dipahami, dengan sendirinya kebiasaan lama hilang.
Maka ajaran Sunan Kalijaga terkesan sinkretis dalam mengenalkan Islam. Ia menggunakan seni ukir, wayang, gamelan, serta seni suara suluk sebagai sarana dakwah. Dialah pencipta Baju takwa, perayaan sekatenan, grebeg maulud, Layang Kalimasada, lakon wayang Petruk Jadi Raja. Lanskap pusat kota berupa Kraton, alun-alun dengan dua beringin serta masjid diyakini sebagai karya Sunan Kalijaga.
Metode dakwah tersebut sangat efektif. Sebagian besar adipati di Jawa memeluk Islam melalui Sunan Kalijaga. Di antaranya adalah Adipati Padanaran, Kartasura, Kebumen, Banyumas, serta Pajang (sekarang Kotagede – Yogya). Sunan Kalijaga dimakamkan di Kadilangu -selatan Demak.n

SUNAN BONANG "wali songo"


    

Sunan Bonang 


Ia anak Sunan Ampel, yang berarti juga cucu Maulana Malik Ibrahim. Nama kecilnya adalah Raden Makdum Ibrahim. Lahir diperkirakan 1465 M dari seorang perempuan bernama Nyi Ageng Manila, puteri seorang adipati di Tuban
Sunan Kudus banyak berguru pada Sunan Kalijaga. Kemudian ia berkelana ke berbagai daerah tandus di Jawa Tengah seperti Sragen, Simo hingga Gunung Kidul. Cara berdakwahnya pun meniru pendekatan Sunan Kalijaga: sangat toleran pada budaya setempat. Cara penyampaiannya bahkan lebih halus. Itu sebabnya para wali –yang kesulitan mencari pendakwah ke Kudus yang mayoritas masyarakatnya pemeluk teguh-menunjuknya.
Cara Sunan Kudus mendekati masyarakat Kudus adalah dengan memanfaatkan simbol-simbol Hindu dan Budha. Hal itu terlihat dari arsitektur masjid Kudus. Bentuk menara, gerbang dan pancuran/padasan wudhu yang melambangkan delapan jalan Budha. Sebuah wujud kompromi yang dilakukan Sunan Kudus.
Suatu waktu, ia memancing masyarakat untuk pergi ke masjid mendengarkan tabligh-nya. Untuk itu, ia sengaja menambatkan sapinya yang diberi nama Kebo Gumarang di halaman masjid. Orang-orang Hindu yang mengagungkan sapi, menjadi simpati. Apalagi setelah mereka mendengar penjelasan Sunan Kudus tentang surat Al Baqarah
yang berarti “sapi betina”. Sampai sekarang, sebagian masyarakat tradisional Kudus, masih menolak untuk menyembelih sapi.
Sunan Kudus juga menggubah cerita-cerita ketauhidan. Kisah tersebut disusunnya secara berseri, sehingga masyarakat tertarik untuk mengikuti kelanjutannya. Sebuah pendekatan yang tampaknya mengadopsi cerita 1001 malam dari masa kekhalifahan Abbasiyah. Dengan begitulah Sunan Kudus mengikat masyarakatnya.
Bukan hanya berdakwah seperti itu yang dilakukan Sunan Kudus. Sebagaimana ayahnya, ia juga pernah menjadi Panglima Perang Kesultanan Demak. Ia ikut bertempur saat Demak, di bawah kepemimpinan Sultan Prawata, bertempur melawan Adipati Jipang, Arya Penangsang.n

SUNAN GIRI "wali songo"



                

Sunan Giri

Ia memiliki nama kecil Raden Paku, alias Muhammad Ainul Yakin. Sunan Giri lahir di Blambangan (kini Banyuwangi) pada 1442 M. Ada juga yang menyebutnya Jaka Samudra. Sebuah nama yang dikaitkan dengan masa kecilnya yang pernah dibuang oleh keluarga ibunya–seorang putri raja Blambangan bernama Dewi Sekardadu ke laut. Raden Paku kemudian dipungut anak oleh Nyai Semboja (Babad Tanah Jawi versi Meinsma).
Ayahnya adalah Maulana Ishak. saudara sekandung Maulana Malik Ibrahim. Maulana Ishak berhasil meng-Islamkan isterinya, tapi gagal mengislamkan sang mertua. Oleh karena itulah ia meninggalkan keluarga isterinya berkelana hingga ke Samudra Pasai.
Sunan Giri kecil menuntut ilmu di pesantren misannya, Sunan Ampel, tempat dimana Raden Patah juga belajar. Ia sempat berkelana ke Malaka dan Pasai. Setelah merasa cukup ilmu, ia membuka pesantren di daerah perbukitan Desa Sidomukti, Selatan Gresik. Dalam bahasa Jawa, bukit adalah “giri”. Maka ia dijuluki Sunan Giri.
Pesantrennya tak hanya dipergunakan sebagai tempat pendidikan dalam arti sempit, namun juga sebagai pusat pengembangan masyarakat. Raja Majapahit -konon karena khawatir Sunan Giri mencetuskan pemberontakan- memberi keleluasaan padanya untuk mengatur pemerintahan. Maka pesantren itupun berkembang menjadi salah satu pusat kekuasaan yang disebut Giri Kedaton. Sebagai pemimpin pemerintahan, Sunan Giri juga disebut sebagai Prabu Satmata.
Giri Kedaton tumbuh menjadi pusat politik yang penting di Jawa, waktu itu. Ketika Raden Patah melepaskan diri dari Majapahit, Sunan Giri malah bertindak sebagai penasihat dan panglima militer Kesultanan Demak. Hal tersebut tercatat dalam Babad Demak. Selanjutnya, Demak tak lepas dari pengaruh Sunan Giri. Ia diakui juga sebagai mufti, pemimpin tertinggi keagamaan, se-Tanah Jawa.
Giri Kedaton bertahan hingga 200 tahun. Salah seorang penerusnya, Pangeran Singosari, dikenal sebagai tokoh paling gigih menentang kolusi VOC dan Amangkurat II pada Abad 18.
Para santri pesantren Giri juga dikenal sebagai penyebar Islam yang gigih ke berbagai pulau, seperti Bawean, Kangean, Madura, Haruku, Ternate, hingga Nusa Tenggara. Penyebar Islam ke Sulawesi Selatan, Datuk Ribandang dan dua sahabatnya, adalah murid Sunan Giri yang berasal dari Minangkabau.
Dalam keagamaan, ia dikenal karena pengetahuannya yang luas dalam ilmu fikih. Orang-orang pun menyebutnya sebagai Sultan Abdul Fakih. Ia juga pecipta karya seni yang luar biasa. Permainan anak seperti Jelungan, Jamuran, lir-ilir dan cublak suweng disebut sebagai kreasi Sunan Giri. Demikian pula Gending Asmaradana dan Pucung -lagi bernuansa Jawa namun syarat dengan ajaran Islam.n