Senin, 22 April 2013

MACAM MACAM SUNAH

dulu dah da artikel tentang 

Pengertian As-Sunnah Menurut Syari’at 

sekarang kita  ke artikel MACAM-MACAM SUNAH

sunnah apabila ditinjau dari zatnya terbagi menjadi tiga bagian :
  • Sunnah qauliyah (berupa perkataan),  seperti perkataan Rasulullah SAW :

الدِّيْنُ نَصِيْحَةِ اللهِ وَرَسُولِهِ وَلاَِ ئِمَّةِ المُسْلِمِينَ وَعَامَّتِهِمْ
Agama adalah Nasihat bagi Allah swt, utusannya dan para pemuka kaum muslimin seluruhnya. (H.R. Bukhari )
    Perkataan rasulullah saw menjadi sumber hukum syara’ apabila maksud dan tujuannya sebagai penerang hukum-hukum ataupun tasyri’nya. Sedangkan apabila perkataan tersebut berada dalam urusan dunia secara murni yang tidak ada hubungannya dengan tasyri’ dan tidak timbul berdasarkan wahyu, maka sunah tersebut tidak dapat dijadikan dalil dalam hukum tasyri’ dan tidak mesti mengikutinya. Contoh hadist diriwayatkan baha rasulullah sa melihat sekelompok kaum di madinah sedang melakukan penyerbukan kurma kemudian beliau memberi isyarat untuk meninggalkannya, akhirnya hasil panen buah kurma tidak memuaskan, rasul pun bersabda “serbukilah kalian lebih mengetahui urusan duniamu.
  • sunnah fi’liyah (berupa perbuatan ), seperti sunnah pelaksanaan sholat dengan gerakannya dan rukunnya. Sunnah ada yang menjadi sumber hukum dan terdapat pula yang tidak dijadikan sumber hukum, diantaranya :
    1. Al-Af'al al-jabliyah, yaitu perbuatan yang bersumber dari rasulullah saw sebagai manusia biasa, seperti makan, minum, tidur, seyum, cara berpakaian, dan sebagainya. Maka perbuatan semacam ini tidak mesti diikuti kecuali hanya sebatas boleh meniru beliau seperti yang dilakukan oleh Abdullah bin Umar.

           Diriwayatkan oleh Abu hurairah r.a. beliau berkata, Rasulullah saw bersabda : 
      "apabila seseorang ingin tidur, hendaklah dia menyimpulkan penghujung kainnya lalu lalu membuang debu-debu yang ada kemudian membaca :  
      بسم الله الرحمن الرحيم
      karenua dia tidak mengetahui apa yang akan terjadi ditempat tidurnya selepas itu. Apabila dia ingin berbaring hendaklah dia beraring diatas lambung kanan, kemudian berdoa :

      سُبْحَانَكَ اللهُمَّ رَبِّ بِكَ وَضَعْتُ جَنْبِي وَبكَ اَرْفَعُهُ اِنْ اَمْسَكْتَ نَفْسِي فَاغْفِرْلَهَا وَان اَرْسَلْتَهَأ فَهْفَضْهَا بِمَا تَهْفَظُ بِهِ عِبَدَكَ الصَّالِهِينَ

    2. Perkara yang tetap hanya untuk Rasulullah SAW (kekhususan) tidak untuk umat, seperti kekhususan Rasul untuk melakukan puasa wisal, nikah lebi dari empat istri dan sebagainya.
      حديث بن عمر رضي الله عنهما : أَنَّ النبيَّ صلى اللهُ عليه وسلّم نَهَى عَنِ الوِِصَالِ قَلُوا إِنَّكَ تَوَاصِلُ قَالَ اني لَسْتُ كَهَيئتِكُمْ انِّي أُطْعَمُ وَأُسْقَى

      Dari ibnu umar r.a. ia berkata : rasulullah saw melarang puasa wishal, mereka bertanya : apakah engkau berpuasa wishal ? Beliau menjawab, "aku tidak seperti kalian," aku diberi makan dan minum. Puasa wishal adalah seseorang menyambung puasa dua hari atau lebih tanpa makan dan minum antara kedua hari itu. Juga dari abu hurairah r.a. dan Aisyah r.a. bahwa rasulullah melarang puasa wishal. 
    3. perkara yang diketahui bahwa perbuatan rasulullah saw hanya sebagai penjelas (memperinci) bagi Al-Qur'an yang global. maka penjelasan rasul tersebut adalah hukum tasyri' yang wajib dilaksanakan oleh umat. Seperti hukum Nas yang menerangkan perbuatan baik yang wajib, sunat (mandub), dan sebagainya.
           sunnah tersebut menjadi penerang bagi hukum global baik secara jelas yang diucapkan atau jelas situasinya. contoh pertama seperti hadist "sholatlah kalian sebagaimana kalian melihat sholatku". hadist ini sebagai penerang ayat Al-Qur'an yang berbunyi: "kerjakanlah sholat !. Contoh kedua adalah seperti keputusan yang berupa perintah seperti memotong tangan dari pergelangan. Sunnah ini sebagai penjelas bahkan penguat bagi maksud ayat Al-qur'an Q.S. Al-maidah : 38 yang artinya : "pencuri (laki-laki dan perempuan) maka potonglah tangannya".
    4. perkara yng diperkuat oleh rasulullah saw sebagi pemula, dan dikenal dengan sifatnya yang syar'iyah baik wajib, mandub, dan boleh, karena hal tersebut merupakan tasyri' bagi umat. Sebagaimana firmman Allah swt yang artinya"Sungguh rasul muhammad saw adalah contoh suri tauladan yang baik bagi kamu sekalian".
    5. perkara yang  diperbuat oleh rasulullah saw akan tetapi tidak diketahi sifatnya sebagai hukum syara', seperti perbuatannya dalam senantiasa melakukan ibadah qiyamul lail bagi rasul wajib, tidak bagi umat kecuali hanya mustahab saja. Sebagai mana firman allah swt :
      وَمِنَ الَّيلِ فَتَحَجَّدْ نَافِلَةً لَّكَ عَسَي ان يَبْعَثَكَ ربك مقا مَّحْمُودًا

      Dan pada sebaian malam, lakukanlah sholat Tahajud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu, mudah-mudahan tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.

  • sunnah Taqririyah (ketetapan) adalah diamnya rasulullah dari mengingkari ucapanataupun perbuatan yang timbul dari para sahabat yang berada dengannya (hadir bersamanya) ataupun tidak karena diannya rasul saw menunjukan bahwa perkara tersebut dalam baasan kebolehan, karena rasul tidak diam dalam masalah kebatilan dan kemungkaran. seperti beliau tidak menggubris dua orang anak yang sedang bermain perang-perangan diasjid. dan masih banan contoh yang lain.
mohon ma'af jika ada kesalahan dalam tulisan mohon di koreksi. 

READ MORE: 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar